Selasa, 24 Maret 2015

Psikoterapi (Tugas 1)

Artikel 3
Penjelasan dari Perbedaan Psikoterapi dan Konseling, Penjelasan terhadap Mental Illness yang terdiri dari Biological, Psychological, Socialogical, dan Philosophic, Penjelasan dari Bentuk-bentuk Terapi Supportive, Reedicative, dan Reconstructive

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
1.     Klien yang menjalani konseling tidak di golongkan sebagai penderita gangguan mental dan dapat di golongkan sebagai individu yang normal, sedangkan klien yang menjalankan Psikoterapi merupakan orang yang mengalami gangguan psikis atau mental.
2.   Konseling bersifat edukatif, suportif, berorientasi kesadaran dan jangka pendek. Sedangkan psikoterapi bersifat rekonstruksi, konfrontif, berorientasi ketidak sadaran dan jangka panjang.
3.      Dalam konseling Konseler bukanlah tokoh otoriter namun seseorang pendidik dan mitra dari klien dalam melangkah bersama untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam psikoterapi konseler tidaklah netral secara moral, melainkan memiliki nilai-nilai perasaan dan normanya sendiri, meskipun konseler tidak perlu memaksakan hal ini pada klien namun ia juga tidak menutupinya.
4.    Konseling lebih terarah dan terstruktur pada tujuan-tujuan yang begih terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterapi lebih luas dan mengarah pada tujuan yang lebih lanjut.

Mental Illnes yang terdiri dari Biological, Psychological,Socioogical, dan Philosophic
            Menurut J.P. Chaplin pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu:
a.       Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b.      Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c.       Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d.      Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

Bentuk-bentuk Terapi Supportive, Reedicative, dan Reconstructive
A.    Terapi Supportive 
Terapi supportive atau pendukung adalah pengobatan yang diarahkan untuk menjaga integritas atau fungsional pasien sampai pengobatan yang lebih definitive dapat dilaksanakan atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut.
B.     Terapi Reconstructive
Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa dariapad transfersi.
C.     Terapi Reeducative 
Bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif.


Daftar pustaka:
Andi. 2008. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta:  PT Raja Grafindo Persada.
Chaplin, J. P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Mcleod, John.2010.Pengantar Konseling : Teori dan Studi Kasus.Kencana : Jakarta.
Semiun, Yustinus 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: PT Kanisius.
Singgih D, Gunarsa. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Psikoterapi (Tugas 1)

Artikel 2
Perbedaan Psikoterapi dan Konseling, Pendekatan terhadap Mental Illness dan Bentuk Utama Terapi

Perbedaan Paikoterapi dan Konseling
1.      Psikoterapi merujuk pada sekelompok terapi psikologis, yaitu suatu rentang wawasan luas tempat hipnotis pada suatu titik konseling pada titik lainnya, jadi dengan demikian konseling merupakan salah satu bentuk dari psikoterapi.
2.  Jika konseling berfokus pada konseren, masalah, pengembangan, pendidikan, dan pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memfokuskan pada konseren atau masalah penyembuhan, penyesuaian, dan pengobatan.
3.      Apabila konseling didasarkan atas falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi.
4.   Dan diantara konseling dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara pencapaian masing-masing tujuan.

Pendekatan terhadap Mental Illness
Ada Sembilan pendekatan psikoterapi terhadap mental illness yaitu sebagai berikut :
1.   Pendekatan Psikoanalisa: Banyak menekankan faktor ketidaksadaran dan berlandaskan pada pengaruh aspek biologis manusia.
2.    Behavioristik: Menurut Ellis (Subandi dalam Tooyibi, M & Ngemron, M) , pendekatan yang cukup dekat dengan behavioristik adalah pendekatan kognitif, yang menekankan proses berpikir rasional dalam terapi. Pendekatan ini memandang manusia dari sudut perilaku yang tampak, yang bisa diobservasi dan dan dikuantifikasi.
3.  Humanistik: Pendekatan ini sangat mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang.
4.      Client-Centered: Berlandaskan pada pandangan subjektif atas pengalaman manusia, terapi clien-entered menaruh kepercayaan dan meminta tanggung jawab yang lain besar kepada klien dalam menangani berbagai permasalahan
5.      Psikologi Transpersonal: Pendekatan terapi yang menekankan aspek spiritual dalam diri manusia.
6.    Gestalt: Sebagian besar merupakan terapi eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.
7.      Transaksional: Model terapi kontemporer yang cndrung kea rah aspek-aspek kognitif dan behavioral, dan dirancang untuk membantu orang-orang dalam mengevaluasi putusan-putusan yang telah dibuatnya menurut kelayakan sekarang.
8.     Rasional Emotif Terapi: Model terapi yang sangat menekankan peranan pemikiran dan sistem-sistem kepercayaan sebagai akar masalah-masalah pribadi.
9.      Realitas: Model terapi yang dikembangkan sebagai reaksi melawan terapi konvensional. Terapi realitas adalah terapi jangka pendek yang fokus pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi, dan pada dasarnya merupakan jalan di mana para klien bias belajar mencapai keberhasilan.

Bentuk Utama Terapi
Ada tiga bentuk ciri utama terapi menurut Nietzel (dalam Gunarsah, 1996) yaitu:
1.   Dari segi proses :  berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.
2. Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
3.   Dari segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.


Daftar pustaka:
D. Bachtiar Lubis & Sylvia D. Elvira, Penuntun Wawancara Psikodinamika dan Psikoterapi (Jakarta:Balai Penerbit FK UI,2005), 11-12.
Gunarsa, Singgih. 2007. Konseling dan Terapi. PT BPK Gunung Mulia: Jakarta
Maulany, R.F (1997). Buku Saku psikiatri: Residen bagian psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.
Mcleod, John.2010.Pengantar Konseling : Teori dan Studi Kasus.Kencana : Jakarta
Prof. DR.  H. Muhammad Surya. (2003). Buku Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Prof. DR. Singgih D. Gunarsa. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Psikoterapi (Tugas 1)

Artikel 1
Pengertian Psikoterapi, Tujuan Psikoterapi, dan Unsur Psikoterapi

Pengertian Psikoterapi
Dalam perspektif bahasa, psikoterapi berasal dari kata “psyche” dan “therapy”. Kata “psyche” berarti jiwa. Sedangkan “therapy” yang berarti penyembuhan. Dalam bahasa arab psyche dapat dipadankan dengan “nafs” dengan bentuk jama’nya “anfus” atau “nufus” yang berarti jiwa, ruh, darah, jasad, orang diri dan sendiri.  Sedangkan therapy berarti penyembuhan atau pengobatan. Jadi psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist). Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi.
           Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan secara profesional dan legal.
         Dalam praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi. Percakapan dengan seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya secara mendalam, dan hal ini sering tidak kita sadari. Beberapa contohnya, antara lain seorang penakut, dapat berubah menjadi berani, atau, dua orang yang saling bermusuhan satu sama lain, kemudian dapat menjadi saling bermaafan, atau, seseorang yang sedih dapat menjadi gembira setelah menjalani percakapan dengan seseorang yang dipercayainya. Bila kita amati contoh-contoh itu, akan timbul pertanyaan, apakah sebenarnya yang telah dilakukan terhadap mereka sehingga dapat terjadi perubahan tersebut?  Pada hakekatnya, yang dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranya dapat bermacam-macam, antara lain dengan memberi nasehat, memberi contoh, memberikan pengertian, melakukan otoritas untuk mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi, melatih, dsb.  Pembujukan ini dapat efektif asal dilakukan pada saat yang tepat, dengan cara yang tepat, oleh orang yang mempunyai cukup pengalaman.  Pada prinsipnya pembujukan ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai bidang, dan dapat dilakukan oleh banyak orang.

Tujuan Psikoterapi
Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:
·         Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
·         Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
·         Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
·         Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
·         Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
·         Mengembangkan potensi klien.
·         Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
·         Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
·         Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
·         Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
·         Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
·         Membantu penyembuhan penyakit fisik.
·         Meningkatkan kesadaran diri.
·         Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
·         Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.

Selain itu ada pula beberapa tujuan psikoterapi menurut pendekatan-pendekatan psikologi, yaitu:
a. Tujuan psikoterapi psikodinamika adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
b. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991), yaitu membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
c. Tujuan Psikoterapi behavioristik bertujuan untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar, mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih sesuai dan belajar perilaku yang efektif.
d. Tujuan psikoterapi Pendekatan gestalt menurut Corey, untuk membantu klien memperoleh pemahaman mengenai pengalaman-pengalamannya.

Unsur Psikoterapi
            Unsur psikoterapi utamanya hanya ada 3 yaitu:
1.  Terapis : orang yang melakukan serangkaian terapi untuk membantu penyembuhan klien.
2. Klien : seseorang atau sekelompok orang yang akan melakukan serangkaian terapi untuk penyembuhan.
3.  Proses : proses pelaksanaan terapinya yang dilakukan terapis kepada klien, jadi di sini ada proses interaksinya.


Daftar pustaka:
Ahmad Warson Munawir, Kamus Arab Indonesia, Unit Pengembangan Buku Ilmiah Keagamaan, PonPes Al-Munawwir, Yogyakarta, t.t, hlm. 545
Corsini, Raymond.Wedding, Dany.2010. Current Psychotherapies. Cengage Learning: California
Subandi, Psikoterapi Pendekatan Konvensional, dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002, hlm. 2
library.walisongo.ac.id (diakses pada 22 Maret 2015, pukul 14:53)
www.psikoterapis.com (diakses pada 17 Maret 2015, pukul  12:07)