1.
Mitos
A. Definisi Mitos
Mitos
atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa
yang terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap
benar-benar terjadi oleh yang empunya
cerita atau penganutnya. Mitos juga disebut Mitologi, yang kadang diartikan
Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian
dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng
suci. Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau
bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam.
Mitos juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah
perang mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari
Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.
Mitos yang berasal dari luar negeri
pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga
tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan
zaman. Menurut Moens-Zoeb, orang jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos
dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa Hindu sebagai dewa Jawa.
Bahkan orang Jawa pun percaya bahwa mitos-mitos tersebut terjadi di Jawa. Di
Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu Jawa dan Bali
sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya sebagai Puncak Mahameru yang
dipindahkan dari India ke Pulau Jawa.
Mitos di Indonesia biasanya
menceritakan tentang terjadinya alam semesta, terjadinya susunan para dewa,
terjadinya manusia pertama, dunia dewata, dan terjadinya makanan pokok.
Mengenai mite terjadinya padi, dikenal adanya Dewi Sri yang dianggap sebagai
dewi padi orang Jawa. Menurut versi Jawa Timur, Dewi Sri adalah putri raja
Purwacarita. Ia mempunyai seorang saudara laki-laki yang bernama Sadana. Pada
suatu hari selagi tidur, Sri dan Sadana disihir oleh ibu tirinya dan Sadana
diubah menjadi seekor burung layang-layang sedangkan Sri diubah menjadi ular
sawah.
Mitologi tentang tokoh-tokoh rakyat
di seluruh dunia, seperti cerita Oedipus, Theseus, Romulus, dan Nyikang
mengandung unsur-unsur seperti, ibunya seorang perawan;ayahnya seorang
raja;terjadi proses perkawinan yang tidak wajar dan lain-lain.
B. Contoh Mitos
Ada beberapa contoh mitos, di bawah
ini adalah beberapa judul mitos Indonesia yang terjadi di masa lampau dan
terjadi di daerah tertentu:
·
Cerita terjadinya
mado-mado atau marga di Nias (Sumatra Utara).
·
Cerita barong di Bali.
·
Cerita pemindahan
Gunung Suci Mahameru di India oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap
suci oleh orang Jawa dan Bali.
·
Cerita Nyai Roro Kidul
(Ratu Laut Selatan).
·
Cerita Joko Tarub
·
Cerita Dewi
Nawangwulan
Adapun
beberapa contoh mitos di bawah ini yang samapi sekarang masih dipercaya dan dan
terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita:
·
Anak gadis dilarang
keras makan di depan pintu, katanya bisa batal dilamar orang alias balik
kucing. (ini mitosnya). Kalau dipikir-pikir memang tidak pantas makan di depan
pintu, fungsi pintu hanya untuk jalan keluar masuk saja. Kalau memang makan ya
di ruang makan atau di tempat yang layak untuk makan. Hubungan dengan yang
nglamar balik lagi apa ya ? otomatis balik, semua cowok pasti pengen calon
istri yang punya sopan santun, lah kalau makannya di depan pintu dan berdiri
pasti ilfeel (ntar disangka kuda, kan makannya kuda berdiri). Karena itu ga
jadi nglamar.
·
Calon pengantin
perempuan dilarang keras keramas ketika dekat hari H kenapa ? katanya supaya
tidak turun hujan deras ketika resepsi berlangsung yang bisa mengacaukan acara.
Masuk akal tidak ya ? keramas dan hujan ? logikanya kenapa calo pengantin
perempuan dilarang membasahi rambutnya (keramas) karena kata penata rias
pengantin, kalau rambut yang akan disanggul itu di keramasi maka tekstur rambut
jadi halus dan lembek ini menyulitkan si penata rambut memasang sanggul. Jadi
ketika hari H si calon pengantin tidak boleh keramas supaya lebih mudah disasak
dan dipasang sanggul. (kalau aku mah kerudungan aja pas nikah, biar bisa
keramas sesukaku hehehe) urusan hujan cuekin aja, cari bulan nikahnya dimusim
kemarau biar ga keujanan.
·
Kalau nyapu harus
sampai tuntas jangan dikumpulin dipojokan, nanti biar rejekinya tidak mampet
(ini mitosnya). Kalau dimarahin sama Ibu, Nenek, atau buyut kamu soal ini
jangan marah dulu, pikirin aja yang masuk akal, yang disapu pasti kotoran dan
debu kan ? kalau terlalu lama dikumpulin di pojokan setiap kamu nyapu jadinya
rumah atau kamar kamu bakal kotor, kalau keadaan kotor pasti bikin malas.
Jadinya tidak bisa melakukan sesuatu hal yang bisa menguntungkan, misalnya
gara-gara kamar kotor malas belajar bisa jadi kan, akhirnya rejeki baik untuk
dapat nilai bagus terhambat kan ? anggap saja begitu.
·
Seorang Ayah yang
pulang kerja, ketika punya baby harus ke kamar mandi dulu untuk cuci tangan dan
kaki, katanya supaya setan dari luar yang ikit di badan si Ayah tidak menakuti
bayinya. Logika untuk itos ini mudah saja tentu saja orang yang pulang kerja
lewat jalan yang penuh dengan debu dan kotoran, belum lagi kalau macet dan asap
kendaraan menempel di baju. Bayi yang baru lahir belum memiliki anti body yang
kuat jadi rentann terkena berbagai macam penyakit. Debu dan kotoran yang
menempel di baju si Ayah ialah sarang kuman dan virus, jadi harus dihilangkan
dulu dengan cara cuci tangan dan kaki, lebih baik lagi kalau mandi dulu, baru
timang-timang anak tersayang.
2.
Legenda
A. Definisi Legenda
Legenda
(bahasa Latin: legere) adalah cerita
prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang
benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai
"sejarah" kolektif (folk
history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut
telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah
aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk
merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu
bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor.
Menurut
Buku Sari Kata Bahasa Indonesia, Legenda adalah cerita rakyat jaman dahulu
berkaitan dengan peristiwa dan asal-usul terjadinya suatu tempat. Contohnya:
Sangkuriang dan Batu Menangis
Menurut
Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat
benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga
membedakannya dengan mite. Dalam KBBI 2005, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada
hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut Emeis, legenda adalah cerita kuno
yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan
angan-angan. Menurut William R. Bascom, legenda adalah cerita yang mempunyai
ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi
tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas, legenda adalah dongeng tentang hal-hal
yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian
yang menandakan kesaktian.
B. Contoh
Legenda
Ada
beberapa contoh cerita legenda, di bawah ini adalah beberapa judul cerita
legenda di Indonesia dan di luar Indonesia:
· Danau toba
· Sangkuriang
· La Madukelleng
· William Tell
· Lutung Kasarung
· Malin kundang
· Batu bagga
· Gunung Tangkuban Perahu
Di
bawah ini adalah salah satu contoh cerita legenda yaitu Legenda Gunung
Tangkuban Perahu:
Pada jaman dahulu kala, di tatar Parahyangan, berdiri sebuah
kerajaan yang gemah ripah lohjinawi kerta raharja. Tersebutlah sang prabu yang
gemar olah raga berburu binatang, yang senantiasa ditemani anjingnya yang
setia, yang bernama "Tumang".
Pada suatu ketika sang Prabu berburu
rusa, namun telah seharian hasilnya kurang menggembirakan. Binatang buruan di
hutan seakan lenyap ditelan bumi. Ditengah kekecewaan tidak mendapatkan
binatang buruannya, sang Prabu dikagetkan dengan nyalakan anjing setianya
"Tumang" yang menemukan seorang bayi perempuan tergeletak diantara
rimbunan rerumputan. Alangkah gembiranya sang Prabu, ketika ditemukannya bayi
perempuan yang berparas cantik tersebut, mengingat telah cukup lama sang Prabu
mendambakan seorang putri, namun belum juga dikaruniai anak. Bayi perempuan itu
diberi nama Putri Dayangsumbi.
Alkisah putri Dayngsumbi nan cantik
rupawan setelah dewasa dipersunting seorang pria, yang kemudian dikarunia
seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang yang juga kelak memiliki
kegemaran berburu seperti juga sang Prabu. Namun sayang suami Dayangsumbi tidak
berumur panjang.
Suatu saat, Sangkuriang yang masih
sangat muda belia, mengadakan perburuan ditemani anjing kesayangan sang Prabu
yang juga kesayangan ibunya, yaitu Tumang. Namun hari yang kurang baik
menyebabkan perburuan tidak memperoleh hasil binatang buruan. Karena
Sangkuriang telah berjanji untuk mempersembahkan hati rusa untuk ibunya,
sedangkan rusa buruan tidak didapatkannya, maka Sangkuriang nekad membunuh si
Tumang anjing kesayangan ibunya dan juga sang Prabu untuk diambil hatinya, yang
kemudian dipersembahkan kepada ibunya.
Ketika Dayangsumbi akhirnya
mengetahui bahwa hati rusa yang dipersembahkan putranya tiada lain adalah hati
"si Tumang" anjing kesayangannya, maka murkalah Dayangsumbi.
Terdorong amarah, tanpa sengaja, dipukulnya kepala putranya dengan centong nasi
yang sedang dipegangnya, hingga menimbulkan luka yang berbekas. Sangkuriang
merasa usaha untuk menggembirakan ibunya sia-sia, dan merasa perbuatannya tidak
bersalah. Pikirnya tiada hati rusa, hati anjingpun jadilah, dengan tidak
memikirkan kesetiaan si Tumang yang selama hidupnya telah setia mengabdi pada
majikannya. Sangkuriangpun minggat meninggalkan kerajaan, lalu menghilang tanpa
karana.
Setelah kejadian itu Dayangsumbi
merasa sangat menyesal, setiap hari ia selalu berdoa dan memohon kepada Hyang
Tunggal, agar ia dapat dipertemukan kembali dengan putranya. Kelak permohonan
ini terkabulkan, dan kemurahan sang Hyang Tunggal jualah maka Dayangsumbi
dikaruniai awet muda. Syahdan Sangkuriang yang terus mengembara, ia tumbuh
penjadi pemuda yang gagah perkasa, sakti mandraguna apalagi setelah ia berhasil
menaklukan bangsa siluman yang sakti pula, yaitu Guriang Tujuh.
Dalam suatu saat pengembaraannya,
Sangkuriang tanpa disadarinya ia kembali ke kerajaan dimana ia berasal. Dan
alur cerita hidup mempertemukan ia dengan seorang putri yang berparas jelita
nan menawan, yang tiada lain ialah putri Dayangsumbi. Sangkuriang jatuh hati
kepada putri tersebut, demikian pula Dayangsumbi terpesona akan kegagahan dan
ketampanan Sangkuriang, maka hubungan asmara keduanya terjalinlah. Sangkuriang
maupun Dayangsumbi saat itu tidak mengetahui bahwa sebenarnya keduanya adalah
ibu dan anak. Sangkuriang akhirnya melamar Dayangsumbi untuk dipersunting
menjadi istrinya.
Namun lagi lagi alur cerita hidup membuka tabir yang tertutup, Dayangsumbi mengetahui bahwa pemuda itu adalah Sangkuriang anaknya, sewaktu ia melihat bekas luka dikepala Sangkuriang, saat ia membetulkan ikat kepala calon suaminya itu.
Namun lagi lagi alur cerita hidup membuka tabir yang tertutup, Dayangsumbi mengetahui bahwa pemuda itu adalah Sangkuriang anaknya, sewaktu ia melihat bekas luka dikepala Sangkuriang, saat ia membetulkan ikat kepala calon suaminya itu.
Setelah merasa yakin bawa Sangkuriang
anaknya, Dayangsumbi berusaha menggagalkan pernikahan dengan anaknya. Untuk
mempersunting dirinya, Dayangsumbi mengajukan dua syarat yang harus dipenuhi
Sangkuriang dengan batas waktu sebelum fajar menyingsing. Syarat pertama,
Sangkuriang harus dapat membuat sebuah perahu yang besar. Syarat kedua,
Sangkuriang harus dapat membuat danau untuk bisa dipakai berlayarnya perahu
tersebut.
Sangkuriang menyanggupi syarat tersebut, ia bekerja lembur dibantu oleh wadiabalad siluman pimpinan Guriang Tujuh untuk mewujudkan permintaan tersebut. Kayu kayu besar untuk perahu dan membendung sungai Citarum, ia dapatkan dari hutan di sebuah gunung yang menurut legenda kelak diberi nama Gunung Bukit Tunggul. Adapun ranting dan daun dari pohon yang dipakai kayunya, ia kumpulkan disebuah bukit yang diberi nama gunung Burangrang.Sementara itu Dayangsumbi-pun memohon sang Hyang Tunggal untuk menolongnya, menggagalkan maksud Sangkuriang untuk memperistri dirinya. Sang Hyang Tunggal mengabulkan permohonan Dayangsumbi, sebelum pekerjaan Sangkuriang selesai, ayampun berkokok dan fajar menyingsing. Sangkuriang murka, mengetahui ia gagal memenuhi syarat tersebut, ia menendang perahu yang sedang dibuatnya. Perahu akhirnya jatuh menelungkup dan menurut legenda kelak jadilah Gunung Tangkubanparahu, sementara aliran Sungai Citarum yang dibendung sedikit demi sedikit membentuk danau Bandung.
Sangkuriang menyanggupi syarat tersebut, ia bekerja lembur dibantu oleh wadiabalad siluman pimpinan Guriang Tujuh untuk mewujudkan permintaan tersebut. Kayu kayu besar untuk perahu dan membendung sungai Citarum, ia dapatkan dari hutan di sebuah gunung yang menurut legenda kelak diberi nama Gunung Bukit Tunggul. Adapun ranting dan daun dari pohon yang dipakai kayunya, ia kumpulkan disebuah bukit yang diberi nama gunung Burangrang.Sementara itu Dayangsumbi-pun memohon sang Hyang Tunggal untuk menolongnya, menggagalkan maksud Sangkuriang untuk memperistri dirinya. Sang Hyang Tunggal mengabulkan permohonan Dayangsumbi, sebelum pekerjaan Sangkuriang selesai, ayampun berkokok dan fajar menyingsing. Sangkuriang murka, mengetahui ia gagal memenuhi syarat tersebut, ia menendang perahu yang sedang dibuatnya. Perahu akhirnya jatuh menelungkup dan menurut legenda kelak jadilah Gunung Tangkubanparahu, sementara aliran Sungai Citarum yang dibendung sedikit demi sedikit membentuk danau Bandung.
3.
Cerita Rakyat
A.
Definisi Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah
yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang
suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang
dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang,
manusia maupun dewa. Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa
dijadikan suri tauladan terutama cerita rakyat yang mengandung pesan-pesan
pendidikan moral. Banyak yang tidak menyadari kalo negeri kita tercinta ini
mempunyai banyak Cerita Rakyat Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi
karena cerita rakyat menyebar dari mulut – ke mulut yang diwariskan secara
turun – temurun. Namun sekarang banyak Cerita rakyat yang ditulis dan
dipublikasikan sehingga cerita rakyat Indonesia bisa dijaga dan tidak sampai
hilang dan punah.
B. Contoh
Cerita Rakyat
Di bawah ini adalah contoh cerita
rakyat Indonesia yang berasal dari Tanah Jawa yang berjudul Keong Mas:
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda
bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat
orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya
hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya
meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan
habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga,
bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan.
Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan
kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan
tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk
dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk
dicinta ulam pun tiba", demikian pikir Galoran.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang
sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan
Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci
anak tirinya itu, karena seringkali Jambean menegurnya karena selalu
bermalas-malasan. Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega
merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada
istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia
menasehati orangtua! Patutkah itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud
buruk terhadap kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia
berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya
lagi sambil melototkan matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar
mengingatkan agar kakak mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan
amarahnya. "Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih ..
aku atau anakmu !" demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam
karena bingung hatinya. Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku
jambean. Jambean anakku, mari kemari nak" serunya lirih. "Sebentar
mak, tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai
sudah" serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah
bersedih. "Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka
diceritakanlah rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean.
Dengan sedih Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah
aku memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak".
"Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah
mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat
sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah
tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan.
Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput,
atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari
kayu dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan
agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara
gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis
cantik keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas
peliharaan mereka. "tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas itu"
bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap
sebelum menjelma kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo
Sembadil. Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis
yang sedang asik memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan
kamu itu" desak Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya
lagi. "bukan Mak, saya manusia biasa yang karena dibunuh dan dibuang oleh
orang tua saya, maka saya menjelma menjadi udang dan keong" sahut Jambean
lirih. "terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu akhirnya
mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu
kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus
sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda
bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang
raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas
tersebut. Akhirnya raja memutuskan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan
tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain.
Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh
kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut
untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si
Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda
bersaudara tersebut.
4.
Persamaan Mitos, Legenda, dan Cerita
Rakyat
Persamaan
dari mitos, legenda, dan cerita rakyat adalah sama-sama merupakan cerita yang
terjadi pada jaman dahulu, cerita itu tersebar dari mulut ke mulut, dan
merupakan cerita yang masih ada dan dipercaya oleh orang-orang jaman sekarang.
5.
Perbedaan Mitos, Legenda, dan Cerita Rakyat
Mitos atau mite (myth)
=> cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa
yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi
oleh yang empunya cerita atau penganutnya.
Legenda (bahasa Latin: legere) =>
cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu
yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai
"sejarah" kolektif (folk history).
Cerita rakyat => cerita pada masa lampau yang
menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam
mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
Sumber Referensi: