Minggu, 09 November 2014

Tugas 2 - Psikologi Manajemen (softskill) - Analisa Artikel yang Berhubungan dengan Perencaaan, Penetapan, dan Pengorganisasian dalam Struktur Manajemen

Analisa Artikel yang Berhubungan dengan Perencanaan, Penetapan, dan Pengorganisasian dalam Struktur Manajemen
(Perusahaan Telkom)


Profil Perusahaan Telkom
Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Dengan statusnya sebagai Perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di BEI, NYSE, LSE dan Public Offering Without Listing (“POWL”) di Jepang. Riwayat singkat Telkom dari tahun ke tahun dapat dilihat pada bagian “Sejarah Panjang Menempa Kami”.
Dan telkomsel merupakan operator selular terkemuka di Indonesia yang dimiliki PT Telkom dengan kepemilikan saham sebesar 65 persen dan SingTel sebesar 35 persen.
Hingga Juni 2010, Telkomsel dipercaya melayani 88,3 juta pelanggan, menjadikan Telkomsel sebagai pemimpin pasar di industri telekomunikasi selular dengan pangsa pasar sekitar persen.
Sebagai operator selular yang memiliki visi “Best and Leading Mobile Lifestyle and Solutions Provider in the Region”, Telkomsel menyediakan ragam pilihan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan melalui produk paskabayarkartuHALO maupun prabayar simPATI dan Kartu As.
Komitmen kuat Telkomsel dalam menghadirkan layanan mobile lifestyle yang semakin berkualitas sangat jelas terlihat dengan secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi selular terkini, yakni 3G, HSDPA, HSPA, HSPA+, serta Long Term Evolution. Tahun ini Telkomsel mengembangkan jaringan mobile broadband dengan mencanangkan 24 kota besar sebagai broadband city.
Sebagai pemimpin di industri telekomunikasi selular, Telkomsel telah menggelar 34.000 Base Transceiver Station termasuk lebih dari 6.000 Node B yang menjangkau 95 persen wilayah populasi Indonesia. Seiring diselesaikannya program Universal Service Obligation yang diamanahkan pemerintah untuk menggelar jaringan di 25.000 desa, maka layanan Telkomsel menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia.
Bahkan kenyamanan berkomunikasi pelanggan Telkomsel yang sedang berada di luar negeri tetap terjamin berkat dukungan 403 mitra operator international roaming dan 300 mitra operator data roaming di lebih dari 200 negara di seluruh belahan dunia.
Sesuai dengan hukum Perusahaan Indonesia, Telkomsel mempunyai Dewan Komisaris dan Dewan Direksi dengan tanggungjawab terpisah dan tidak merangkap menjadi anggota dalam kedua Dewan tersebut.

KEGIATAN USAHA
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan layanan telekomunikasi, informatika serta optimalisasi sumber daya Perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, Perusahaan menjalankan kegiatan usaha yang meliputi:
Usaha Utama
  1. Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan, mengoperasikan, memasarkan atau menjual/menyewakan dan memelihara jaringan telekomunikasi dan informatika dalam arti yang seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  2. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual dan meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan informatika dalam arti yang seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Usaha Penunjang
  1. Menyediakan layanan transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui jaringan telekomunikasi dan informatika.
  2. Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perusahaan, antara lain pemanfaatan aset tetap dan aset bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.







Perencanaan dalam Perusahaan Telkom
            Perusahaan telkom memiliki sebuah perencanaan dengan membuat visi, misi, dan tujuan dalam perusahaannya, yaitu sebagai berikut:
Visi
Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, MediaEdutainment dan Services (“TIMES”) di kawasan regional.
Misi
  • Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.
  • Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
SERTA INISIATIF STRATEGIS
  1. Pusat Keunggulan.
  2. Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio.
  3. Percepatan implementasi broadband melalui layanan konvergen.
  4. Pengelolaan portofolio nirkabel.
  5. Mengintegrasikan solusi ekosistem Telkom Group.
  6. Berinvestasi di layanan teknologi informasi.
  7. Berinvestasi  di bisnis media dan edutainment.
  8. Berinvestasi di bisnis wholesale dan peluang bisnis internasional yang strategis.
  9. Memaksimalkan nilai aset di bisnis yang saling terkait.
  10. Mengintegrasikan Next Generation Network (“NGN”) dan Operational support system, Business support system, Customer support system and Enterprise relations


Penetapan dalam Perusahaan Telkom
Telekomunikasi
a.       Sambungan Telepon Kabel Tidak Bergerak
Plain Old Telephone Services (‘POTS’) merupakan layanan telefoni dasar pada sambungan telepon kabel.
Layanan Telepon Tetap Bernilai Tambah (VAS Fixed Wireline) merupakan fasilitas layanan bernilai tambah yang dihadirkan satu paket dengan produk inti Kami untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Layanan Intelligent Network (IN) atau Jaringan Pintar Teknologi Informasi (“JAPATI”) merupakan arsitektur jaringan layanan berbasis teknologi informasi yang terhubung dengan sistem sentral dan jaringan telekomunikasi Telkom. Pelanggan jasa JAPATI dapat menikmati layanan FreeCallPersonal FreeCallSplit ChargingUniCallVirtualNetPremiumCallVoteCall dan VoteFree.
Layanan Session Initiation Protocol (SIP) adalah layanan berbasis teknologi IP Multimedia Subsystem (IMS) yang memadukan teknologi nirkabel dan kabel untuk melayani jasa voice dan data.
b.      Sambungan Telepon Nirkabel Tidak Bergerak
Layanan Prabayar merupakan jasa sambungan telepon yang dapat dinikmati pelanggan dengan membeli nomor perdana dan voucher isi ulang agar dapat menggunakan jasa telekomunikasi yang diinginkan.
Layanan Pascabayar merupakan layanan telepon dengan sistem pembayaran yang ditagihkan pada pelanggan di akhir bulan atas jasa telekomunikasi yang digunakan pada bulan sebelumnya.
c.       Seluler
Telkom melayani jasa komunikasi seluler melalui Anak Perusahaan, Telkomsel, yang memanfaatkan teknologi GSM dan frekuensi 3,5G. Layanan seluler masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan konsolidasi Perusahaan.
Produk dan layanan seluler yang ditawarkan oleh Telkomsel dibagi ke dalam dua model, yaitu layanan pascabayar yang disajikan melalui produk kartuHALO, serta layanan prabayar yang disajikan melalui produksimPATI dan Kartu As. Diferensiasi dari ketiga produk tersebut adalah sebagai berikut:
o    kartuHALO hingga kini masih tercatat sebagai layanan komunikasi seluler pascabayar yang paling banyak digunakan sejak diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995. Pelanggan kartuHALO pada akhir tahun 2011 mencapai 2,2 juta, atau setara dengan pangsa pasar sebesar 53,4% dari total pelanggan seluler pascabayar yang ada di Indonesia.
o    simPATI adalah produk prabayar yang tersedia dalam bentuk voucher perdana dan isi ulang dengan fitur canggih dan lengkap dengan harga terjangkau pada waktu off-peak.
o    Kartu As adalah inovasi layanan seluler terakhir dari Telkomsel untuk jenis prabayar dengan tarif yang dihitung per detik pemakaian. Kartu As ini menargetkan segmen pengguna muda.
d.      Jasa Layanan Internet (Narrowband & Broadband)
Layanan Dial-Up merupakan jasa akses internet yang memanfaatkan jaringan telepon biasa dan modem dial up, pelanggan diharuskan berlangganan ke Internet Service Provider (“ISP”) tertentu atau melakukan akses internet ke Telkomnet Instan.
Flexi Net merupakan layanan akses internet yang menggunakan jaringan TelkomFlexi.
Jasa Penyewaan Port (Port Wholesale) melayani penyewaan Port Remote Access Server bagi penyelenggara jasa internet, penyelenggara jasa konten (Content Service Provider/CSP), dan korporat untuk kemudian diperjualbelikan kepada pelanggan.
Metro I-net merupakan solusi jaringan data berkapasitas tinggi dan berbasis Internet Protocol (”IP”) atauEthernet yang menjamin fleksibilitas, kemudahan dan keefektifan serta jaminan kualitas untuk segmen pelanggan bisnis dan residensial.
Astinet melayani akses Internet dengan menggunakan Gateway Internet default dan IP Address publik milik Telkom untuk saluran komunikasi tetap atau dedicated selama 24 jam sehari.
Broadband Internet melayani akses Internet secara dedicated dengan kecepatan di atas 384 kbps.
Hotspot/Wi-Fi merupakan solusi akses nirkabel Intranet dan Internet bagi pelanggan layanan data bergerak pada area tertentu dengan memanfaatkan alat bayar Telkom, alat bayar ISP lain (roaming) maupun secara bulk dengan peralatan Customer Premises Equipment berbasis teknologi Wi-Fi.
IP Transit melayani jasa interkoneksi ke global internet dengan memanfaatkan fitur Full Route BGP Internet dan blok IP serta Autonomous System (“AS”) Pelanggan (Non Telkom) dengan rasio bandwidth 1:1 dari CPE hingga ke upstream Telkom.
e.       Layanan Jaringan
Sirkit Langganan merupakan bentuk jasa jaringan transmisi terestrial unregulated yang menghubungkan 2 (dua) titik terminasi antar Point of Presence (“POP”) dedicated untuk digunakan secara eksklusif dengan kapasitas kanal transmisi yang simetris.
IPLC (International Private Leased Channel) merupakan saluran telekomunikasi terestrial yang disewakan secara dedicated untuk memfasilitasi komunikasi voice, data, video dan layanan telekomunikasi lainnya yang dilakukan oleh pelanggan di Indonesia dengan pelanggan telekomunikasi di negara lain atau sebaliknya, sesuai dengan kewenangan pelanggan berdasarkan regulasi yang berlaku.
VPN Backhaul adalah suatu node yang berada di jaringan Virtual Private Network (“VPN”) yang berfungsi sebagai pusat dari node-node lainnya.
ADSL Link/EBIS ESP merupakan saluran akses pelanggan berbasis teknologi Asymetric Digital Subscriber Lineguna menyediakan akses internet yang disewakan kepada penyelenggara jasa internet selain Telkom.
Jasa Satelit melayani sewa bandwidth transponder satelit dan/atau produk turunannya yang memanfaatkan satelit milik Telkom atau satelit pengganti.
f.       Jasa Komunikasi Data
ISDN PRA adalah jaringan digital untuk memfasilitasi layanan telekomunikasi multimedia, yang menggunakanbandwidth yang lebih lebar dan sistem digital dari terminal ke terminal untuk melayani komunikasi suara, data dan video serta dengan kecepatan, kualitas dan kapasitas tinggi melalui satu saluran. Jaringan ini berkapasitas total 1.984 kbps, yang terdiri dari 30B+D64, dan dapat digunakan untuk menghubungkan PABX, dari komputermainframe ke jaringan PASOPATI, dan hubungan antar Local Area Network (“LAN“).
DINA Access merupakan layanan komunikasi dengan akses dedicated untuk melayani interkoneksi antar LAN dan layanan multimedia yang kecepatannya dapat disesuaikan permintaan pelanggan, mulai dari 64 hingga 2.084 Kbps.
VPN merupakan jaringan pribadi yang menggunakan media seperti internet untuk menghubungkan remote sitesecara aman.
Global Datacom adalah bentuk layanan komunikasi data bagi pelanggan korporasi yang menghubungkan kantor pusat dengan cabang atau kliennya di berbagai negara di dunia. Telkom bekerja sama dengan mitra global melalui Telin dalam menyediakan layanan ini.
Metro Link adalah bentuk layanan konektivitas berbasis jaringan Metro yang melayani point to pointpoint to multipoint dan multipoint to multipoint.
VAS Datacom memberikan fasilitas tambahan yang menawarkan nilai tambah bagi pelanggan komunikasi data.
g.      Layanan Interkoneksi dan Intercarrier
Interkoneksi Transit adalah bentuk jasa penyaluran panggilan interkoneksi dari penyelenggara komunikasi asal kepada penyelenggara tujuan dengan memanfaatkan jaringan tetap Telkom.
Interkoneksi Terminasi adalah bentuk layanan pengakhiran panggilan interkoneksi pada jaringan Telkom dari penyelenggara telekomunikasi domestik lainnya.
Layanan berbasis Signalling ditawarkan kepada penyelenggara lain melalui jaringan signalling Telkom, baik domestik maupun internasional.
Interkoneksi Originating merupakan layanan pembangkitan panggilan interkoneksi yang ditawarkan jaringan penyelenggara asal.
Akses Jasa Telkom disediakan oleh penyelenggara layanan telekomunikasi lain untuk layanan, seperti akses Sambungan Langsung Jarak Jauh (“SLJJ”) dan Sambungan Langsung Internasional (“SLI”) 007.
Terminasi Internasional adalah layanan pengakhiran panggilan oleh Mitra Internasional pada jaringan Telkom.
VAS Interkoneksi adalah layanan bernilai tambah antara lain Telkom Free, Telkom Split Charging, Telkom Vote, Telkom Uni, Telkom Premium, dan call center dari penyelenggara jasa melalui jaringan Telkom.
h.      Sarana Penunjang
Layanan mekanikal dan elektrikal (“ME”) menyediakan sarana pasokan listrik AC milik Telkom bagi mitra penyelenggara.
Layanan Non ME menyediakan sarana penunjang milik Telkom untuk mitra penyelenggara antara lain berupa ruangan, lahan, kolokasi, Integrasi GroundingTowerDuctRoof Top, dan Jalan Akses.
CPE adalah perangkat yang digunakan oleh pelanggan Telkom sebagai pelengkap dari penyelenggara telekomunikasi dan terletak di tempat pelanggan.



       Selain menetapkan produk-produk yang akan dipasarkan kepada masyarakat, telkom pun menetapkan  etika bisnis, budaya perusahaan, serta kode etik dalam perusahaannya agar perusahannya dapat terus maju dan berkembang. Etika bisnis, budaya perusahaan serta kode etik dari perusahaan telkom tersebuat adalah sebagai berikut:

Etika Bisnis dan Budaya Perusahaan
Sosialisasi dan Upaya Penegakan Etika Bisnis
Pemahaman dan upaya mengingatkan kembali kepada karyawan tentang Tata Nilai dan Etika Bisnis dilakukan melalui pengiriman materi sosialisasi dan sekaligus assessment yang dilaksanakan setiap tahun. Materi tersebut berkaitan dengan pemahaman: GCG, etika bisnis, pakta integritas, fraud,manajemen risiko, pengendalian internal (“SOA”), whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola TI, menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang terintegrasi terkait dengan praktik tata kelola Perusahaan. Upaya dimaksud dilakukan melalui program Survei Etika Bisnis dengan populasi seluruh karyawan. Survei dilakukan secara online, melalui media portal/intranetPerusahaan yang diakhiri dengan pernyataan kesediaan karyawan untuk menjalankan etika bisnis di Perusahaan.
Pemahaman dan penerapan etika bisnis berikut hasil survei setiap tahun diaudit secara internal maupun eksternal melalui proses audit SOA 404 terkait dengan penerapan control environment sesuai kerangka kerja pengendalian internal COSO pada audit pengendalian internal tingkat entitas.
Budaya Perusahaan
Telkom senantiasa membangun sistem dan budaya Perusahaan yang terintegrasi sebagai pendekatan pengelolaan bisnis yang komprehensif untuk mencapai keunggulan kinerja Perusahaan, menjalankan kepatuhan, menjalankan bisnis yang beretika dan dimilikinya kesadaran Perusahaan dan karyawan yang peka akan tanggung jawab sosial kepada masyarakat sebagai wujud warga negara yang baik. Sejak tahun 2009 dilakukan transformasi budaya baru Perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”.
Nilai-Nilai Perusahaan
Budaya Perusahaan The Telkom Way memiliki lima nilai Perusahaan yaitu:Commitment to long-termCustomer firstCaring meritocracyCo-creation of win-win partnership, dan Collaborative innovation yang selanjutnya kami sebut dengan istilah 5C.
Evaluasi Implementasi Etika Bisnis dan Budaya Perusahaan
Setiap tahun kami melakukan survei internal untuk mengetahui efektivitas penerapan budaya Perusahaan dan etika bisnis, kami menyebutnya dengan istilah Etika Bisnis Family Survey.

KODE ETIK 
Sosialisasi merupakan tahapan penting dalam penerapan etika bisnis, oleh sebab itu etika bisnis Telkom diterapkan mengacu pada kebijakan Perusahaan Kd.05/2005 dan Kd.43/2006. dalam sosialisasi dan penerapannya, Kami selalu mengingatkan karyawan Kami mengenai tata nilai dan etika bisnis melalui survei kepada seluruh karyawan yang didalamnya memuat kuesioner dan studi kasus terkait pemahaman: GCG, etika bisnis, pakta integritas, fraud, manajemen risiko, pengendalian internal (SOA), whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola TI, menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan praktek tata kelola Perusahaan. Survei Kami lakukan secara online melalui media portal/intranet perusahaan dan diakhiri dengan peryataan kesediaan karyawan menjalankan etika bisnis perusahaan.
Sesuai ketentuan Sarbanes Oxley Act (SOA) 2002 section 406, Telkom menjalankan kode etik yang berlaku bagi Komisaris, direktur Utama, direktur Keuangan (posisi yang setara dengan Chief Executive Officer dan Chief Financial Officer), direktur dan pejabat kunci lainnya serta seluruh karyawan yang dapat dilihat pada website Kami http://www.telkom.co.id/about-telkom/business-ethics  dan setiap perubahan terhadap kode etik Kami informasikan melalui website tersebut.
Pemahaman dan penerapan etika bisnis berikut hasil survey yang dilakukan telah diaudit secara internal maupun eksternal melalui proses audit SOA 404 terkait dengan penerapan control environment sesuai kerangka kerja pengendalian internal kontrol COSO pada audit tingkat entitas.



Pengorganisasian dalam Perusahaan Telkom
Struktur Organisasi Perusahaan
Telkom telah mencanangkan sebuah grand strategy menuju sustainable competitive growth, dengan sasaran sebagai berikut:
  1. Pertumbuhan organik yang akan dicapai dengan penguatan bisnis inti melalui fokus pada strategi segmentasi pelanggan yaitu layanan konsumer, layanan enterprise, dan layanan wholesale dan internasional, yang didukung oleh 10 juta sambungan POTS dan 5 juta sambungan Speedy.
  2. Pertumbuhan inorganik yang akan dicapai melalui strategi relateddiversification berupa pengembangan bisnis baru, pengelolaan portofolio strategis, serta membangun sinergi antara kami dan entitas anak kami.
Dalam rangka implementasi yang efektif dari strategi-strategi tersebut di atas, dipandang perlu adanya beberapa hal sebagai berikut:
  1. Direktur yang fokus menangani segmen layanan wholesale dan internasional
  2. Direktur yang fokus menangani pengembangan portofolio bisnis.
  3. Mekanisme atau model parenting yang mampu membangun sinergi antara Entitas Anak dengan Induk Perusahaan maupun antar-Entitas Anak.
Untuk itu, pada tahun 2012 Telkom telah melakukan beberapa perubahan menyangkut pembagian tugas dan wewenang Direksi, sebagai berikut:
  1. Mengalihkan tugas dan wewenang penanganan bisnis di segmenwholesale dan internasional, dari semula di bawah Direktur Enterprise & Wholesale (“EWS”) menjadi di bawah Direktur Compliance & Risk Management (“CRM”). Dengan demikian Direktur EWS dapat lebih fokus pada pengembangan segmen bisnis enterprise.
  2. Menambah tugas dan wewenang Direktur CRM untuk menangani segmen bisnis wholesale dan internasional, selain tugas dan wewenangnya sebagai Direktur CRM.
  3. Menyesuaikan tugas dan wewenang Direktur IT, Solution & Strategic Portfolio (“ITSSP”) agar lebih fokus pada upaya inovasi dan pengembangan portofolio bisnis, dengan mengalihkan sebagian aktivitas Direktorat ITSSP, khususnya yang terkait dengan pengelolaan dan pendayagunaan IT dan tarif, menjadi di bawah Direktorat Network & Solution (“NWS”).
  4. Menambah tugas dan wewenang Direktur NWS untuk menangani pengelolaan dan pendayagunaan IT serta service operation & management, untuk mendukung upaya pengembangan bisnis yang sudah berjalan (established).
Selain itu, untuk membangun sinergi yang lebih efektif di lingkungan Telkom Group, Kami membentuk struktur Dewan Eksekutif beranggotakan empat Direktur Utama dari Entitas Anak. Dewan Eksekutif menjalankan tugas advisoryterkait dengan formulasi strategi, perencanaan, penetapan kebijakan serta pemantauan kinerja, untuk masing-masing lini bisnis yaitu bisnis seluler, bisnis internasional, bisnis IME dan bisnis menara telekomunikasi.
              Selain struktur organisasi, juga terdapat “Tata Kelola Perusahaan” dalam pengorganisasian perusahaan telkom, yaitu sebagai berikut:
·         Kerangka
·         Tata Kelola Perusahaan
·         Kerangka Kerja dan Kinerja GCG
·         Sistem Pengelolaan Kerja
·         Akses Informasi Publik




Daftar Pustaka

(dilihat pada 5 November 2014 pukul 09:14)

(dilihat pada 5 November 2014 pukul 09:29)

(dilihat pada 8 November 2014 pukul 04:04)

(dilihat pada 8 November 2014 pukul 04:06)

(dilihat pada 5 November 2014 pukul 09:47)

(dilihat pada 8 November 2014 pukul 03:38


(dilihat pada 9 November 2014 pukul 04:37)

Selasa, 14 Oktober 2014

Tugas 1 - Psikologi Manajemen (softskill) - Cara Memanage Perusahaan yang Kita Miliki


                                        Cara Memanage Perusahaan yang Kita Miliki

Jika saya memiliki sebuah perusahaan, saya akan memiliki perusahan dibidang kuliner yaitu es krim. Namun di sini saya akan memanage perusahaan saya ini agar maju, sukses, dan berkembang, yaitu dengan cara mengelolanya sekreatif mungkin. Pertama saya akan menentukan pilihan menu es krim yang menarik dan unik seperti es krim dengan berbagai macam rasa, di mix, di beri toping wafer, astor, maupun buah buahan. Yang kedua saya akan mencari dan mencoba resep membuat es krim yang enak yang nantinya akan saya ajarkan kepada pegawai saya. Yang ketiga saya akan merekrut beberapa orang untuk membantu mengelola perusahaan ini, saya seleksi sesuai dengan yang saya inginkan, setelah itu saya akan berikan pelatihan agar semakin mahir atau ahli. Yang keempat saya akan memilih tempat yang strategis, mendesain atau mendekor tempatnya semenarik mungkin, dan membuat nama menunya yang unik dan menarik dan selalu saya perbaharui menunya agar tidak membosankan. Yang kelima saya akan memasang harga terjangkau namun rasanya enak. Dan yang tidak lupa juga saya sendiri yang akan mengkoordinir atau menjadi marketing untuk perusahan saya ini, mulai dari pengrekrutan pegawai, es krimnya, tempatnya, sampai harga dan keuangannya juga. Tetapi akan dibantu juga dengan beberapa orang yang memang ahli dibidangnya agar saya tidak keteteran dan kerepotan sendiri. Dan hal yang paling terpenting saya akan selalu menjaga kualitas rasa es krim saya ini, walaupun harganya berubah menjadi agak mahal namun pembeli tidak akan berhenti untuk membeli produk saya ini (es krim).

Rabu, 28 Mei 2014

Kesehatan Mental (Tugas ke-3) - Konsep Penyesuaian Diri yang Sehat


A.    Pengertian Penyesuaian Diri

            Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya adalah tidak dapat hidup sendiri atau membutuhkan orang lain. Maka dari itu setiap manusia pasti akan melakukan interaksi dengan sesama maupun dengan lingkungannya agar dapat diterima. Sebelum interaksi itu terjadi terlebih dahulu manusia akan melakukan adaptasi atau penyesuaian diri. Dalam istilah psikologi, penyesuaian (adaptation dalam istilah Biologi) disebut dengan istilah adjustment. Davidoff (Mujiono, 2010: 47), adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri.

            Menurut Schneiders (dalam Yusuf, 2008) merupakan suatu proses  yang mencakup respon mental dan tingkah laku individu, yaitu individu berusaha keras agar mampu mengatasi konflik dan frustrasi karena terhambatnya kebutuhan dalam dirinya, sehingga tercapai keselarasan dan keharmonisan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan lingkungan. Schneiders mengemukakan (dalam Yusuf, 2008) faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, yaitu keadaan fisik (physical conditions); perkembangan dan kematangan (development and maturation); kondisi psikologis (psychological determinants) yang meliputi pengalaman, pendidikan, konsep diri; keadaan lingkungan (environmental conditions) meliputi sekolah, rumah, dan keluarga; dan tingkat religiusitas dan kebudayaan (cultural and religion).

            Menurut Woodworth (Soetarno,1994) pada dasarnya manusia senantiasa berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menyesuaikan diri disini ada dua macam :
1. Secara autoplastic.
Yaitu mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungannya. Penyesuaian ini bersifat pasif karena aktivitas atau kegiatan yang dilakukan ditentukan oleh lingkungan.
2. Secara alloplastic.
Yaitu mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan diri sendiri. Penyesuaian ini bersifat aktif karena aktivitas individu mempengaruhi lingkungannya.
Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinu dengan diri individu sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu.

Menurut Hurlock (1997) penyesuaian diri diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya.

Menurut Davidoff (1991) penyesuaian diri atau adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu kondisi diri dan tuntutan lingkungan. Manusia dituntut menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam. (http://www.e-psikologi.com). Kartono (1981) juga berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan usaha untuk mencapai satu integrasi dan keseimbangan atau equilibrium batin.

Dari serangkaian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan individu dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri individu sehingga tercapai kesesuaian antara diri individu dengan lingkungan fisik dan psikis demi memenuhi kebutuhan diri dengan baik dan merupakan kemampuan individu untuk berinteraksi dengan situasi di dalam dirinya sendiri maupun dalam lingkungan sosial sesuai dengan norma-norma yang ada tanpa menimbulkan konflik bagi dirinya maupun lingkungan.

Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai penyesuaian sosial, yaitu kesanggupan individu untuk dapat bereaksi secara efektif dan harmonis terhadap realitas sosial dan situasi sosialnya, serta bisa menjalin hubungan sosial yang sehat. Dalam melakukan proses penyesuaian diri, individu mengalami proses belajar yaitu belajar memahami, mengerti dan berusaha untuk melakukan apa yang diinginkan oleh dirinya maupun lingkungannya karena manusia selalu mendambakan kondisi yang seimbang didalam memenuhi kebutuhan, dorongan, dan keinginan yang ada pada dirinya sesuai dengan norma-norma atau aturan yang berlaku di dalam masyarakat.


B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyesuaian Diri

Kemampuan individu mengelola masalah atau konflik yang dihadapinya serta mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lingkungannya, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hurlock (1997) mengemukakan ada empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam menyesuaikan diri, yaitu :
a. Tergantung dimana individu itu dibesarkan, yaitu kehidupan dalam keluarga dimana individu tersebut dibesarkan. Bila dalam keluarga dikembangkan perilaku sosial yang baik maka individu akan mendapatkan pengalaman perilaku sosial yang baik pula. Hal ini akan menjadi pedoman untuk melakukan penyesuaian diri dan sosial yang baik di luar rumah.
b. Model yang diperoleh individu di rumah, terutama dari orangtuanya. Bila anak merasa ditolak oleh orangtuanya atau meniru perilaku orangtua yang menyimpang, maka anak akan cenderung mengembangkan kepribadian yang tidak stabil, agresif yang mendorong untuk melakukan perbuatan menyimpang ketika dewasa.
c. Motivasi untuk belajar dilakukan penyesuaian diri dan sosial. Motivasi ini ditimbulkan dari pengalaman sosial awal yang menyenangkan, baik di rumah atau di luar rumah.
d. Bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar penyesuaian diri. Schneiders (1964) menyatakan bahwa faktor-aktor yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah :
a. Kondisi jasmani, meliputi pembawaan jasmaniah sejak lahir dan kondisi tubuh.
b. Perkembangan dan kematangan, meliputi kematangan intelektual, sosial, moral dan emosi.
c.  Determinan psikologis yang meliputi pengalaman-pengalaman, hasil belajar,kondisioning, determinan dini, frustasi dan konflik.
d. Kondisi lingkungan, yaitu rumah, keluarga dan sekolah.
e. Determinan kultur termasuk religi

 Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Faktor Internal. Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu, meliputi : kondisi jasmani atau fisik, emosi, kematangan intelektual, moral dan religius, sosial, serta motivasi untuk belajar.
2. Faktor Eksternal. Yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan atau dari luar diri individu, meliputi kondisi lingkungan yaitu lingkungan rumah, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekolah, modelling dari orangtua.


C.    Penyesuaian Diri yang baik

Seseorang dikatakan mampu menyesuaikan diri apabila memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya dan tuntutan lingkungannya serta mampu mengatasi hambatan yang dihadapinya. Penyesuaian diri yang positif akan memberikan kepuasan lebih besar bagi kehidupan seseorang dan juga dapat mempelancar fungsi efektivitas psikis yang bermacam-macam seperti belajar, menentukan tujuan hidup, atau juga di dalam penyelesaian masalah.

Hal ini didukung dengan pendapat yang dikemukakan oleh Meichati (1983) keberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian diri menimbulkan perasaan puas, superior dan menumbuhkan rasa percaya diri. Unsur-unsur pendukung dalam penyesuaian diri antara lain yaitu kemampuan mengatasi tekanan kebutuhan, kemampuan yang layak untuk mengatasi frustasi dan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang cocok. Kriteria Individu yang berhasil dalam mengadakan penyesuaian diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dapat memenuhi segala kebutuhannya tanpa harus melebih-lebihkan atau mengurangi kebutuhannya.
b. Tidak merugikan orang yang melakukan penyesuaian diri yang sama dalam memenuhi kebutuhannya.
c. Mampu melakukan tanggung jawab terhadap lingkungan tempat tinggal.

Menurut Kartono (1981) salah satu ciri dari kepribadian yang sehat mentalnya adalah adanya kemampuan untuk mengadakan adjustment atau penyesuaian diri secara harmonis baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.

Menurut Hurlock (1997) biasanya orang yang berhasil melakukan penyesuaian diri yang baik mengembangkan sikap sosial yang menyenangkan, seperti kesediaan untuk membantu orang lain. Hurlock juga mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian diri yang baik, yaitu sebagai berikut:
a. Penampilan Nyata
Artinya bila perilaku sosial individu seperti yang dinilai berdasarkan standar kelompoknya, seperti memenuhi harapan kelompok maka akan dapat menjadi anggota yang diterima pada suatu kelompok.
b. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok Individu dapat menempatkan atau menyesuaikan dirinya dengan baik terhadap berbagai kelompok.
c. Memiliki Sikap Sosial
Individu harus menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, terhadap partisipan sosial, dan terhadap perannya didalam kelompok sosial, bila ingin dinilai sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial.
d. Adanya Kepuasan Pribadi
Untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial, individu harus merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap perannya dalam situasi sosial, baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota.

Dari serangkaian pendapat para ahli di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa individu dikatakan mampu menyesuaikan diri secara baik jika individu dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan tuntutan dari lingkungan sekitarnya, serta mampu mengatasi segala hambatan yang dihadapi. Kriteria penyesuaian diri yang baik anfara lain, adanya penampilan nyata dari individu, penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok, memiliki sikap sosial, dan adanya kepuasan pribadi terhadap kontak sosial yang dilakukan.



Sumber: