Sabtu, 30 Maret 2013

Filsafat, Pengetahuan, dan Ilmu


A. Definisi


1)    Filsafat

       Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

       Filsafat merupakan sumber dari semua ilmu pengetahuan positif, tetapi dalam perkembangannya ilmu-ilmu itu mulai memisahkan diri dari filsafat dan mulai berdiri sendiri. Filsafat pada awalnya memandang benda-benda yang ada di sekelilingnya dengan penuh perhatian dan kemudian merenungkan benda-benda itu.

       Pengertian filsafat sendiri terbagi menjadi dua yaitu pengertian filsafat dari segi asal-usul kata (etimologi) dan dari segi substansial (yang sesungguhnya). Yang pertama pengertian filsafat dari segi asal-usul kata (etimologi) yaitu filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophis (philos yang artinya pencari atau pecinta dan sophia yang artinya hikmat, kebijaksanaan, atau pengetahuan) yang berarti pecinta kebijaksanaan atau bisa juga diartikan dengan mencari kebenaran. Sedangkan yang kedua pengertian filsafat dari segi substansial (yang sesungguhnya) yaitu filsafat merupakan ilmu yang mempelajari seluruh realita yang ada sedalam-dalamnya sampai ke inti haekat dan secara reflektif atau spekulatif yang artinya dengan menggunakan ratio atau akal budi.



2)    Pengetahuan

       Pengetahuan dalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

       Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

       Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.



3)    Ilmu

       Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

       Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

       Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.

       Secara etimologi Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.



            B. Perbedaan



1) Filsafat

- Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban. Mencari prinsip-prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan.

- Keseluruhan yang ada.

- Menilai obyek renungan dengan suatu makna, misalkan , religi, kesusilaan, keadilan dsb.

- Bertugas mengintegrasikan ilmu-ilmu.



2) Pengetahuan

- Ilmu pengetahuan adalah penguasaan lingkungan hidup manusia.

- Ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material.

- Ilmu pengetahuan adalah definisi eksperimental.

- Ilmu pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis dari pengamatan empiris.



3) Ilmu

- Segi-segi yang dipelajari dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.

- Obyek penelitian yang terbatas.

- Tidak menilai obyek dari suatu sistem nilai tertentu.

Bertugas memberikan jawaban.



C. Persamaan



            Persamaan antara filsafat, pengetahuan, dan ilmu adalah sebagai berikut:

-        Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap- lengkapnya sampai keakar-akarnya.

-        Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-sebabnya.

-        Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.

-        Ketiganya mempunyai metode dan sistem.

-        Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (objekjtivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.





            Referensi:








·         Blokololong, J. B. 1997. Pengantar Filsafat. Jakarta: Universitas Gunadarma.

·         Meliono, Irmayanti, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.

·         Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B. Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?, Pustaka Sutra, Bandung 2008. Hal 7-11.

·         Wahid, Ramli Abdul. Ulumul Qu'ran, Grafindo, Jakarta, 1996, hal. 7.

·         Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Halaman 8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar