Artikel 3
Penjelasan dari Perbedaan Psikoterapi dan
Konseling, Penjelasan terhadap Mental Illness yang terdiri dari Biological, Psychological, Socialogical, dan
Philosophic, Penjelasan dari
Bentuk-bentuk Terapi Supportive,
Reedicative, dan Reconstructive
Perbedaan
Psikoterapi dan Konseling
1. Klien yang menjalani konseling tidak di
golongkan sebagai penderita gangguan mental dan dapat di golongkan sebagai
individu yang normal, sedangkan klien yang menjalankan Psikoterapi merupakan
orang yang mengalami gangguan psikis atau mental.
2. Konseling bersifat edukatif, suportif,
berorientasi kesadaran dan jangka pendek. Sedangkan psikoterapi bersifat
rekonstruksi, konfrontif, berorientasi ketidak sadaran dan jangka panjang.
3. Dalam konseling Konseler bukanlah tokoh otoriter
namun seseorang pendidik dan mitra dari klien dalam melangkah bersama untuk
mencapai tujuan. Sedangkan dalam psikoterapi konseler tidaklah netral secara
moral, melainkan memiliki nilai-nilai perasaan dan normanya sendiri, meskipun
konseler tidak perlu memaksakan hal ini pada klien namun ia juga tidak
menutupinya.
4. Konseling lebih terarah dan terstruktur pada
tujuan-tujuan yang begih terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterapi lebih luas
dan mengarah pada tujuan yang lebih lanjut.
Mental
Illnes yang terdiri dari Biological,
Psychological,Socioogical, dan
Philosophic
Menurut J.P. Chaplin pendekatan psikoterapi
terhadap mental illness, yaitu:
a.
Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif,
psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika
(1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu
adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b.
Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap
perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak
terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh
stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh
sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan
pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c.
Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna
sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus
mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan
kondisi sosio-budaya tertentu.
d.
Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang
dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam
pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang
dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Bentuk-bentuk Terapi Supportive, Reedicative, dan Reconstructive
A.
Terapi Supportive
Terapi supportive atau pendukung
adalah pengobatan yang diarahkan untuk menjaga integritas atau fungsional
pasien sampai pengobatan yang lebih definitive dapat dilaksanakan atau sampai
daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih
lanjut.
B.
Terapi Reconstructive
Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar
melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa dariapad
transfersi.
C.
Terapi Reeducative
Bertujuan
untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih
efektif.
Daftar pustaka:
Andi. 2008. Pengantar Konseling
dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Chaplin, J. P. 2006. Kamus
Lengkap Psikologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Mcleod, John.2010.Pengantar
Konseling : Teori dan Studi Kasus.Kencana : Jakarta.
Semiun, Yustinus 2006. Kesehatan
Mental 3. Yogyakarta: PT Kanisius.
Singgih D, Gunarsa. 2007. Konseling
dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar