Artikel
5
Terapi
Humanistic Eksistensial
(Konsep
dasar, Unsur-unsur, Masalah, Tujuan, Peran terapis, Teknik)
Dasar dari terapi Humanistik adalah penekanan keunikan
setiap individu serta memusatkan perhatian pada kecenderungan alami dalam
pertumbuhan dan pewujudan dirinya. Dalam terapi ini para ahli tidak mencoba
menafsirkan perilaku penderita, tetapi bertujuan untuk memperlancar kajian
pikiran dan perasaan seseorang dan membantunya memecahkan masalahnya sendiri.
Salah satu pedekatan yang dikenal dalam terapi Humanistik ini adalah terapi
yang berpusat kepada klien atau Client-Centered
Therapy.
Client-Centered
Therapy adalah terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers
yang didasarkan kepada asumsi bahwa klien merupakan ahli yang paling baik bagi
dirinya sendiri dan merupakan orang yang mampu untuk memecahkan masalahnya
sendiri. Tugas terapis adalah mempermudah proses pemecahan masalah mereka
sendiri. Terapis juga tidak mengajukan pertanyaan menyelidik, membuat
penafsiran, atau menganjurkan serangkaian tindakan. Istilah terapis dalam
pendekatan ini kemudian lebih dikenal dengan istilah fasilitator (Atkinson
dkk., 1993). Untuk mencapai pemahaman klien terhadap permasalahan yang
dihadapi, maka dalam diri terapis diperlukan beberapa persyaratan antara lain
adalah: empati, rapport, dan ikhlas.
Empati adalah kemampuan memahami perasaan yang dapat
mengungkapkan keadaan klien & kemampuan mengkomunikasikan pemahaman ini
terhadap klien. Terapis berusaha agar masalah yang dihadapi klien dipandang
dari sudut klien sendiri. Rapport adalah menerima klien dengan tulus
sebagaimana adanya, termasuk pengakuan bahwa orang tersebut memiliki kemampuan
untuk terlibat secara konstruktif dengan masalahnya. Ikhlas dalam arti sifat terbuka,
jujur, dan tidak berpura-pura atau bertindak di balik topeng profesinya
(Atkinson dkk., 1993). Selain ketiga hal tersebut, di dalam proses konseling
harus terdapat pula adanya jaminan bahwa masalah yang diungkapkan oleh klien
dapat dijamin kerahasiaannya serta adanya kebebasan bagi klien untuk kembali
lagi berkonsultasi atau tidak sarna sekali jika klien sudah dapat memahami
permasalahannya sendiri.
Menurut Rogers (dalam Corey, 1995), pertanyaan
"SiapaSaya?" dapat menjadi penyebab kebanyakan seseorang datang ke
terapis untuk psikoterapi. Kebanyakan dari mereka ini bertanya: Bagaimana
sayadapat menemukan diri nyata saya? Bagaimana saya dapat menjadi apa yang saya
inginkan? Bagaimana saya memahami apa yang saya yang ada di balik dinding saya
dan menjadi diri sendiri? Oleh karena itu tujuan dari Client-Centered Therapy adalah menciptakan iklim yng kondusif bagi
usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat berfungsi penuh. Guna
mencapai tujuan tersebut terapis perlu mengusahakan agar klien dapat
menghilangkan topeng yang dikenakannya dan mengarahkannya menjadi dirinya sendiri.
Terdapat asumsi dasar humanistik, yaitu:
1. Manusia
pada dasarnya baik.
2. Manusia
memiliki free will.
3. Setiap
manusia itu unik dan memiliki dorongan dasar untuk mencapai aktualisasi diri.
Manusia memiliki free will untuk mengaktualisasikan
potensinya dimasa depan apabila berada dalam kondisi lingkungan yang mendukung.
Konsep dasar
dari teori humanistik Abraham Maslow adalah teori kebutuhan Maslow atau
hierarki kebutuhan Maslow, yaitu kebutuhan fsiologis, rasa aman, kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai, dan aktualisasi diri.
Tujuan terapi humanistic eksistensial adalah mengurangi
rasa ketergantungan kepada orang lain dan untuk memotivasi individumenuju
aktualisasi diri.
Teknik terapi humanistic eksistensial:
1. Content
Analysis
Mengambil
inti dari rekaman pernyataan klien untuk ditabulasikan.
2. Rating
Scales
Serangkaian
pernyataan yang berisi karakteristik yang akan diukur dengan cara menggambarkan
kekuatan atau kelemahan dari karakteristik tersebut dalam suatu kontinum.
3. Q-Sort
Procedure
Klien
diberi tumpukan kartu atau kertas yang berisi berbagai pernyataan, lalu diminta
untuk menyusun pernyataan-pernyataan tersebut dalam suatu kontinum dari yang
paling sesuai sampai yang paling tidak sesuai untuk menggambarkan dirinya.
Daftar Pustaka
Yusaini,
Celo. (2014). Psikoterapi: Pendekatan eksistensial-humanistik. http://cleostudies.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/05_Pendekatan-eksistensialis-humanistik.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum2/bab9_beberapa_bentuk_terapi_abnormalitas.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar