Selasa, 21 April 2015

Pikoterapi (Tugas 2)

Artikel 5
Terapi Humanistic Eksistensial
(Konsep dasar, Unsur-unsur, Masalah, Tujuan, Peran terapis, Teknik)
Dasar dari terapi Humanistik adalah penekanan keunikan setiap individu serta memusatkan perhatian pada kecenderungan alami dalam pertumbuhan dan pewujudan dirinya. Dalam terapi ini para ahli tidak mencoba menafsirkan perilaku penderita, tetapi bertujuan untuk memperlancar kajian pikiran dan perasaan seseorang dan membantunya memecahkan masalahnya sendiri. Salah satu pedekatan yang dikenal dalam terapi Humanistik ini adalah terapi yang berpusat kepada klien atau Client-Centered Therapy.
Client-Centered Therapy adalah terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers yang didasarkan kepada asumsi bahwa klien merupakan ahli yang paling baik bagi dirinya sendiri dan merupakan orang yang mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri. Tugas terapis adalah mempermudah proses pemecahan masalah mereka sendiri. Terapis juga tidak mengajukan pertanyaan menyelidik, membuat penafsiran, atau menganjurkan serangkaian tindakan. Istilah terapis dalam pendekatan ini kemudian lebih dikenal dengan istilah fasilitator (Atkinson dkk., 1993). Untuk mencapai pemahaman klien terhadap permasalahan yang dihadapi, maka dalam diri terapis diperlukan beberapa persyaratan antara lain adalah: empati, rapport, dan ikhlas.
Empati adalah kemampuan memahami perasaan yang dapat mengungkapkan keadaan klien & kemampuan mengkomunikasikan pemahaman ini terhadap klien. Terapis berusaha agar masalah yang dihadapi klien dipandang dari sudut klien sendiri. Rapport adalah menerima klien dengan tulus sebagaimana adanya, termasuk pengakuan bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk terlibat secara konstruktif dengan masalahnya. Ikhlas dalam arti sifat terbuka, jujur, dan tidak berpura-pura atau bertindak di balik topeng profesinya (Atkinson dkk., 1993). Selain ketiga hal tersebut, di dalam proses konseling harus terdapat pula adanya jaminan bahwa masalah yang diungkapkan oleh klien dapat dijamin kerahasiaannya serta adanya kebebasan bagi klien untuk kembali lagi berkonsultasi atau tidak sarna sekali jika klien sudah dapat memahami permasalahannya sendiri.
Menurut Rogers (dalam Corey, 1995), pertanyaan "SiapaSaya?" dapat menjadi penyebab kebanyakan seseorang datang ke terapis untuk psikoterapi. Kebanyakan dari mereka ini bertanya: Bagaimana sayadapat menemukan diri nyata saya? Bagaimana saya dapat menjadi apa yang saya inginkan? Bagaimana saya memahami apa yang saya yang ada di balik dinding saya dan menjadi diri sendiri? Oleh karena itu tujuan dari Client-Centered Therapy adalah menciptakan iklim yng kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat berfungsi penuh. Guna mencapai tujuan tersebut terapis perlu mengusahakan agar klien dapat menghilangkan topeng yang dikenakannya dan mengarahkannya menjadi dirinya sendiri.
Terdapat asumsi dasar humanistik, yaitu:
1.      Manusia pada dasarnya baik.
2.      Manusia memiliki free will.
3.      Setiap manusia itu unik dan memiliki dorongan dasar untuk mencapai aktualisasi diri.
Manusia memiliki free will untuk mengaktualisasikan potensinya dimasa depan apabila berada dalam kondisi lingkungan yang mendukung.
Konsep dasar dari teori humanistik Abraham Maslow adalah teori kebutuhan Maslow atau hierarki kebutuhan Maslow, yaitu kebutuhan fsiologis, rasa aman, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, dan aktualisasi diri.

Tujuan terapi humanistic eksistensial adalah mengurangi rasa ketergantungan kepada orang lain dan untuk memotivasi individumenuju aktualisasi diri.
Teknik terapi humanistic eksistensial:
1.      Content Analysis
Mengambil inti dari rekaman pernyataan klien untuk ditabulasikan.
2.      Rating Scales
Serangkaian pernyataan yang berisi karakteristik yang akan diukur dengan cara menggambarkan kekuatan atau kelemahan dari karakteristik tersebut dalam suatu kontinum.
3.      Q-Sort Procedure
Klien diberi tumpukan kartu atau kertas yang berisi berbagai pernyataan, lalu diminta untuk menyusun pernyataan-pernyataan tersebut dalam suatu kontinum dari yang paling sesuai sampai yang paling tidak sesuai untuk menggambarkan dirinya.


Daftar Pustaka
Yusaini, Celo. (2014). Psikoterapi: Pendekatan eksistensial-humanistik. http://cleostudies.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/05_Pendekatan-eksistensialis-humanistik.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum2/bab9_beberapa_bentuk_terapi_abnormalitas.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar